Mengeluh atau berkeluh kesah memang sudah menjadi kodrat manusia. Hal-hal yang jadi keluhan orang bisa bermacam macam, semisal tertimpa kesusahan, mendapat sesuatu yang tidak sesuai kenyataan, mendapati kesulitan atau ujian, hidup yang tidak kunjung berubah walau sudah berdoa dan macam macam yang menjadi sebab.
Dalam perkara iman, mengeluh adalah celah untuk menguji ketawakalan kita kepada Allah. Seseorang yang mengeluh mulai kehilangan kepercayaan terhadap apa apa yang digariskan Allah kepadanya. Dia berharap segala sesuatunya adalah sesuai yang menjadi keinginannya lupa kalau sesuatu itu sudah menjadi kekuasaaan dan kehendak Allah. Harusnya dirinya yakin sesuatu yang belum diperoleh itu adalah pilihan Allah yang terbaik karena ada yang mudharat didalamnya, karena kalau memang sudah seizin Allah pasti sesuatunya di mudahkan olehNya.
Kala tertimpa ujian, tidaklah perlu mengeluh karena semua ujian sudah sesuai takaran dimana Allah tidak pernah melebihkan sesuatu yang tidak menjadi kuasanya. Ujian yang datang bisa jadi merupakan ujud kasih sayang Allah agar iman tetap di hati seorang muslim dan ujian adalah cara Allah untuk menaikkan derajat seseorang. Dalam hal ini harus diingat “lebih baik kehilangan sesuatu karena Allah daripada hilangnya Allah karena sesuatu”.
Tetapnya iman harus terpatri didada untuk terus diusahakan dalam setiap hembusan napas, kita tidak tau karena iman itu memang mudah turun naik kadang hilang kadang muncul dan kala menghembuskan nafas terakhir semua muslim berharap bahwa iman masih melekat didada, itulah yang diidam idamkan meninggal dalam keadaan Khusnul Khotimah.
Kala mengeluh dihadapkan pada keadaan susah atau tidak seberuntung orang lain tetapkan pada diri untuk melihat kebawah janganlah melihat keatas. Lihatlah masih banyak orang lain yang tidak seberuntung kita. Kala melihat itu pasti diri kita mudah bersyukur dan apa yang menimpa kita tidaklah seberapa. Pribadi yang bersyukur harus ditanamkan karena biar bagaimanapun nikmat Allah yang diberikan jauh lebih banyak dari kesulitan yang ditimpakan.
Kala seseorang mengeluh juga mudah ditumpahkan kepada orang lain, padahal orang lain juga mempunyai masalah yang sama dan belum tentu dapat menjadikannya solusi dengan menceritakan apa apa yang menjadi keluhannya. Dalam hal ini tidak diperbolehkan seseorang mengeluh kecuali hanya bkepada Allah. Lebih baik kita mengadukan keluh kesah kita dengan meminta dan merengek kepada Allah dan itu adalah bentuk doa hamba dan sudah pasti bernilai pahala.
Bagaimana jalan keluar dari mengeluh, yang jelas dalam Al Quran hanya ada 2 yakni berlakulah sabar dan tunaikan shalat bukan yang lain. Sabar diperlukan seseorang setelah segala ikhtiar yang dilakukan belum sepenuhnya membuahkan hasil dan inshallah kerja keras seseorang inshaallah akan membuahkan hasil yang baik. Shalat juga harus dilakukan dengan khusyuk sehingga seseorang itu mengerti hakekat dirinya sebagai hamba dan Allah sebagai pencipta dirinya yang sudah menetapkan segala sesuatu yang terbaik bagi hambanya yang bertakwa.
Selanjutnya sebagai pribadi yang tidak mudah mengeluh tiada lain harus terus dengan latihan berulang ulang sehingga menjadi sikap dan karakter kita sendiri. Biasakan sejak mulai bangun di pagi hari untuk tidak mengeluh atau bersedih agar dapat menyongsong kehidupan menjadi lebih mudah
Dalam kitab Nashaihul ibad dijelaskan 3 hal yang pantang dilakukan seorang muslim di pagi hari sesuai sabda Nabi Saw :
Siapa yang dipagi harinya mengeluh akan kesulitan hidup maka dia sama dengan mengeluhkan Tuhannya
Siapa yang pada pagi harinya bersedih karena urusan dunia maka dia pagi hari itu telah membenci atas apa yang menjadi ketetapan Tuhannya
Siapa yang merendahkan diri pada orang kaya karena kagum kepada kekayaannya, sungguh telah hilang dua pertiga dari agamanya (ketaatannya)
Semoga kita semua dapat menghilangkan kebiasaan mengeluh dan nenjadi pribadi yang lebih banyak bersyukur.
Baca juga:
Surah Al Lahab dan Kisah Dibaliknya