Info Wisata – Seorang anggota Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Konflik Gajah Suoh Lampung Barat, Ageng Suprastioali, mengalami kecelakaan saat melakukan penggiringan di sekitar kawah Nirwana pada Selasa sore 15 November 2022. Ia harus menjalani perawatan karena kaki kirinya melepuh akibat terperosok ke kawah yang panas. Menurut Ageng Suprastioali, kecelakaan terjadi ketika ia dan tim gabungan sedang berusaha menggiring kawanan gajah. Saat itu, tim sedang istirahat dan tiba-tiba kawanan gajah mendekat dan mengejar. Ageng Suprastioali menyatakan bahwa saat lari untuk menyelamatkan diri, kaki kirinya masuk dalam letusan yang sangat panas. Namun, tim segera menyelamatkannya dan membawanya ke Puskesmas Suoh untuk mendapatkan penanganan medis.
Sementara itu, hingga saat ini kawanan gajah masih berada di sekitar kawasan wisata Nirwana. Upaya penggiringan selama lima hari belum mampu mendorong gajah liar ini jauh ke hutan TNBBS. Sebelumnya, pada hari ketiga penggiringan, 18 ekor gajah dari Taman Nasional Bukit Barisan Selatan belum juga menjauh dari pemukiman. Penggiringan ini dibantu oleh tiga Mahout dari Pemerihan, Pesisir Barat bersama puluhan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Konflik Gajah Pekon Sukamarga, Bumi Hantatai, dan Gunung Ratu. Anggota Satgas Penanganan Konflik Gajah Sugeng Hari Kinaryo Adi mengatakan bahwa berdasarkan pantauan melalui GPS Collar yang terpasang di salah satu gajah, kawanan hewan ini masih berada di sekitar Pemangku Kalibata, Pekon Sukamarga. Selama tiga hari, tim berusaha mengarahkan kawanan gajah ke arah TNBBS dengan harapan dapat menjauhkan gajah dari wilayah Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh, Lampung Barat.
Namun, meskipun berbagai upaya telah dilakukan, kawanan gajah tersebut masih belum dapat dikembalikan ke hutan TNBBS. Hal ini menimbulkan masalah yang cukup serius, karena gajah-gajah tersebut dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan kerugian ekonomi bagi masyarakat setempat.
Untuk mengatasi masalah ini, Satgas Penanganan Konflik Gajah berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah setempat, lembaga penelitian, dan masyarakat setempat. Mereka bekerja sama untuk mengembangkan strategi yang efektif untuk menangani konflik gajah ini.
Salah satu strategi yang digunakan adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi gajah. Masyarakat diajak untuk menyadari bahwa gajah merupakan hewan yang dilindungi, dan bahwa kerusakan lingkungan dan kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh konflik gajah dapat dihindari dengan cara yang tepat.
Selain itu, Satgas Penanganan Konflik Gajah juga berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk mengambil tindakan yang diperlukan, seperti mengambil tindakan hukum terhadap pelaku yang melakukan kegiatan ilegal yang menyebabkan konflik gajah.
Meskipun konflik gajah masih menjadi masalah yang cukup serius di Lampung Barat, Satgas Penanganan Konflik Gajah terus berupaya untuk mengatasi masalah ini. Dengan kerja sama yang erat dengan berbagai pihak dan strategi yang tepat, diharapkan konflik gajah dapat segera teratasi dan gajah-gajah dapat kembali ke habitat aslinya.