Basic Instinct Penerjemah

Pekerjaan adalah aktifitas setiap orang yang dilakoni setiap hari hingga menjadi profesi baginya. Tidak sedikit yang berpandangan bahwa pekerjaan adalah kegiatan dimana seseorang dapat berpenghasilan dan menumpuk cuan untuk menghidupi dirinya dan orang orang yang menjadi tanggungannya. Anggaplah penerjemah adalah sebuah pekerjaan dari segala persepsi yang berkembang dan berbeda dan sebutan pelakunya adalah penerjemah atau translator.

Menerjemah adalah proses mengalih-bahasakan bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan cara menjelaskan sumber apa adanya melalui pemikirannya sesuai dengan kemampuan bahasanya menggunakan bahasa yang berbeda. Bahkan seorang penerjemah kadang berani melakukan spekulasi penafsiran dengan cara menambah atau mengurangi arti teks sumber secara kontekstual sehingga terjemahan dapat dibaca dengan enak dan dipahami dengan mudah.

Membangun Kebiasann Berpikir Ala Penerjemah

Diluar penerjemah sebagai pekerjaan, pada dasarnya setiap orang memiliki kemampuan menerjemah secara naluriah. Menerjemahkan sumber yang berupa isyarat ke bahasa verbal atau dari bahasa isyarat ke bahasa tindakan. Seperti anak balita yang merengek kepada Ibunya tanpa mengucapkan sepatah katapun kemudian diterjemahkan oleh Ibunya dengan respon memberinya suapan nasi atau susu. Atau seorang yang mengangguk ketidak ditanya oleh temannya dapat dibahas akan sebagai kalimat atau sikap persetujuan dan kata “iya”. Bagaimana seorang Ibu dan orang biasa dapat berperan sebagai penerjemah?

Jawabannya adalah karena setiap orang – meski tanpa mengenyam pendidikan kampus dan tanpa pernah belajar di bangku sekolah – memiliki basic instinct menerjemah. Yaitu sebuah kemampuan yang dimiliki sejak ia menjadi manusia dan dibawa sejak lahir. Pada gilirannya kemampuan ini akan semakin baik dan menjadi sangat baik jika melalui proses latihan dan praktik yang benar.

Para penerjemah profesional yang memiliki kemampuan hebat pasti melalui proses latihan yang panjang dan serius bisa jadi di praktikan dalam waktu yang sangat lama pula. Membangun kebiasann berpikir ala penerjemah pada setiap persolan dan lama kelamaan kebiasaan tersbut akan tersusun dalam alam bawah sadarnya hingga di kemudian hari ia akan muncul dalam alam sadar sebagai modal pengetahuan menerjemah yang sangat baik.

Itulah mengapa banyak sekali para pelatih memberikan praktik dalam materi yang diajarkan, selain memberikan peluang aktualisasi juga membangun struktur bawah sadar yang kuat dan tahan lama.

Tulisan ini diambil dari JITS lembaga jasa penerjemah  yang berdiri sejak tahun 2006 dan dikelola dengan sangat profesional.