Menurut, FYI.or.id – Angin yang bertiup kencang bulan ini seakan menyambut para wisatawan yang tiba di bandara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Wajah-wajah putih, pirang, dan barat sibuk menunggu barang-barang mereka di ruang bagasi. Pengemudi yang menjemput kedatangan wisatawan disambut ramah untuk pergi ke pelabuhan Tenau selama 45 menit. Sepanjang jalan menuju pelabuhan Tenau, panorama laut dari ketinggian mulai menarik mata untuk menikmati pemandangan.
Karena melewati Selat Pukuafu yang dikenal sebagai versi Indonesia dari Segitiga Bermuda, tempat pertemuan tiga arus utama, yaitu Samudera Hindia, Laut Timor dan Laut Sawu, kapal cepat berakselerasi sehingga kapal tidak terbawa arus . 1 jam berlalu, mercusuar mulai terlihat dari kejauhan dan deru suara mesin kapal perlahan. Dermaga di pantai Ba’a bersama dengan pickup mulai meramaikan untuk menyambut para wisatawan yang datang sambil menawarkan layanan transportasi ke pantai Nemberala seharga 400 ribu rupiah per mobil.
Perjalanan memakan waktu 45 menit dari dermaga ke pantai Nemberala, seolah-olah itu menyenangkan untuk dinikmati karena sejauh mata memandang hamparan padang rumput hijau yang diramaikan oleh mamalia yang mencari makan. Kearifan lokal yang tercermin dalam masyarakat sangat terasa saat memasuki sekitar pantai Nemberala. Salam dan senyum dari masyarakat sekitar dan suasana pantai bersama dengan barisan pohon kelapa yang mulai terasa ramah menyambut ketika Anda tiba di Dive And Resort Award, tempat berkumpul bagi peselancar dari berbagai negara.
Para peselancar yang tinggal di resor ternyata memilih untuk tinggal lama selama 2 minggu hingga 1 bulan karena mereka jatuh cinta pada ombak, layanan resor yang ramah, pemandangan pantai Nemberala yang indah dan kearifan masyarakat setempat. Jika saya menginap di resor ini, mereka harus membayar 500 ribu rupiah termasuk sarapan, makan siang, dan makan malam. Isi waktu luang Anda, sambil menunggu sore ketika ombak akan naik lagi, beberapa tempat wisata pantai seperti pantai Bo’a di mana pada tahun 2011 ada kontes berselancar internasional, pantai Manduna dengan karakter pasir pantai seperti butiran lada dan pantai Vimok yang memiliki karang tajam yang diselimuti pohon-pohon bakau yang menawan harus dikunjungi juga.
Perburuan ombak adalah kegiatan khusus bagi para peselancar dunia. Bagi mereka ombak adalah teman bermain serta mereka yang bisa menenangkan mereka dan membuat mereka bahagia. Dengan ombak yang memiliki kualitas internasional, pantai ini menjadikannya surga bagi peselancar dunia. Nama Nembrala disebut sebagai Kutanya di Rote.
Pohon kelapa yang menjulang tinggi ke langit, dedaunan melambai tertiup angin membuat hati sangat terhibur dan seolah terbang ke negara yang nyaman dan jauh dari keramaian dan hiruk pikuk kota. Pasir putih yang membentang jauh ditambah air laut yang lebih jernih di sana sangat menggiurkan bagi wisatawan lokal dan asing.
Pantai ini belum dikunjungi oleh wisatawan dan hanya selama liburanlah tempat ini dikunjungi tetapi itupun tidak banyak, tidak heran karena tidak sedikit kantong yang digunakan untuk pergi ke sana dan tinggal di sana. Selain itu fasilitas di tempat ini masih belum lengkap, tetapi jangan khawatir karena banyak hotel, resor dan warung makan yang berdiri di sekitar pantai. Jika Anda beruntung, tidak jarang kapal pesiar melabuhkan jangkar di zona pantai ini.
Akses menuju ke sana semua jalur dari udara, darat, air akan kita lewati. Mulai dari perjalanan pertama kami yang harus berangkat dari kediaman kami ke Kupang terlebih dahulu, dari sana kami langsung menuju Pelabuhan Tenau untuk menggunakan feri untuk sampai ke pelabuhan di Pulau Rote dengan waktu tempuh sekitar 4 jam atau wisatawan dapat menggunakan kapal cepat untuk mendapatkan ke kota Ba’a dengan waktu tempuh yang sangat cepat sekitar 60 menit.
Itulah pembahasan mengenai Ombak Emas Pulau Rote, Cocok Bagi Yang Hobi Selancar. Semoga bermanfaat ya
Sumber: https://fyi.or.id