Menurut, Rakyat.or.id – Sebagai proklamator kemerdekaan Republik Indonesia, Ir Soekarno atau Bung Karno, mengalami kehidupan yang berliku, mulai dari masa mahasiswa, sebagai aktivis, sebagai Presiden pertama Republik Indonesia, bahkan sebelum kematiannya. Sebagai seorang aktivis untuk kemerdekaan Indonesia, penangkapan, penjara dan pengasingan, sangat akrab dengan kehidupan Putra Fajar. Salah satu rumah pengasingan Bung Karno berada di Desa Anggut Atas, Kabupaten Ratu Samban, Bengkulu, Sumatra. Bung Karno menginjakkan kaki di Bengkulu pada tanggal 14 Februari 1938, dan menduduki rumah ini sampai tahun 1942. Dan, di rumah pengasingan ini, romansa Bung Karno dengan Ibu Negara, Fatmawati, tumbuh dan berkembang.
Rumah Pengasingan Presiden Soekarno di Bengkulu adalah salah satu tujuan wisata sejarah yang membuktikan perjuangan kemerdekaan. Rumah pengasingan Bung Karno kini telah menjadi salah satu objek wisata peninggalan sejarah dan budaya di Bengkulu. Selain menjadi tempat pengasingan, bangunan ornamen klasik Eropa dan Cina ini juga menjadi tempat berkumpulnya para seniman pada waktu itu, seperti Teater Montecarlo. Seperti apa rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu? Berikutnya adalah liputan. Bangunan klasik berukuran 9 × 18,5 meter ini berada di atas tanah seluas 40.000 meter persegi. Namun, saat ini luas tanah bangunan hanya menyisakan tiga perempat dari luas aslinya.
Setelah 20 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1938, rumah ini digunakan sebagai rumah pengasingan Bung Karno sebagai tahanan politik saat itu. Selama rumah pengasingan ini, Bung Karno banyak membahas, merancang bangunan, menampilkan seni, dan sebagainya.
Masuki rumah, Anda akan melihat kursi dan meja yang menjadi ruang tamu rumah ini. Kursi dan meja kayu adalah salah satu saksi bisu perjuangan Bung Karno di Bengkulu. Di dalam gedung ini ada juga sepeda tua yang digunakan oleh Bung Karno sebagai alat transportasi, lukisan, tempat tidur, surat cinta, dan ratusan koleksi buku yang sering dibaca oleh Bung Karno. Rata-rata, koleksi buku dalam bahasa Belanda dan didominasi oleh politik dan ekonomi. Selain itu, ada kostum untuk Teater Montecarlo dalam bentuk pakaian, celana, spanduk acara, payung, dan perlengkapan seni lainnya.
Semua alat disimpan dengan rapi di lemari. Meskipun bangunan ini adalah salah satu daya tarik wisatawan, perhatian Pemerintah Provinsi Bengkulu terhadap rumah ini tampaknya sangat kurang. Jika saya melihat ke cermin selama 10 tahun terakhir, rumah pengasingan Bung Karno terlihat tidak terawat. Bahkan, bahkan sekarang itu masih terlihat jelas di sisi kiri dan kanan gedung pembatas yang rusak dan berkarat. Bahkan, bangunan bersejarah yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta, Desa Anggut Atas, Kota Bengkulu, dikunjungi oleh pengunjung dari dalam dan luar negeri.
Selain mengingat sejarah, pengunjung yang datang ke rumah ini ingin mengambil foto mereka untuk momen-momen khusus seperti foto prawedding, album keluarga, dan banyak lagi. Sebelum digunakan sebagai warisan budaya, bangunan ini telah berfungsi sebagai kantor dan asosiasi organisasi seperti markas besar Republik Indonesia, rumah-rumah anggota Auri, stasiun RRI, dan KNPI. Untuk menikmati wisata bersejarah ini, pengunjung hanya dikenakan biaya sebesar Rp. 2.500 per orang dan biasanya ramai pada hari libur, serta hari libur lainnya.
Itulah pembahasan mengenai Serunya Wisata Rumah Pengasingan Bung Karno. Semoga bermanfaat ya
Sumber: https://rakyat.or.id