Apa itu grammar? Sebuah Tinjauan Singkat
Artikel ini mencoba menyelidiki bagaimana grammar telah didefinisikan selama sejarah pengajaran bahasa. Kita akan mulai dengan pandangan tradisional tentang apa itu materi grammar. Kemudian, kita akan melihat bahwa definisi tradisional grammar tidak benar-benar mencerminkan realitas bahasa.
Pandangan tradisional grammar
Secara tradisional, mempelajari suatu bahasa didasarkan pada prinsip-prinsip grammar Yunani dan Latin. Selama era renaisans, sastra Yunani dan Romawi dijunjung tinggi dan bahasa Latin diajarkan sebagai bahasa terutama untuk membaca dan menulis. Menguasai aturan grammar Latin menjadi tujuan pendidikan. Penemuan mesin cetak dan pengembangan bahasa lokal di seluruh Eropa meningkatkan kebutuhan akan pembelajaran bahasa kedua atau asing. Grammar adalah pusat dalam pengajaran bahasa dan guru bahasa mengadopsi Metode Terjemahan Grammar yang didasarkan pada pengajaran Latin tradisional. Prinsip yang mendasari metode ini adalah bahwa grammar target harus dijelaskan dalam bahasa ibu siswa. Grammar dipandang sebagai ‘seperangkat aturan yang mengatur bagaimana kalimat harus dibentuk.’ Pandangan tentang grammar ini telah ditantang dengan data nyata. Memiliki seperangkat aturan yang membedakan kalimat yang benar dari yang salah mungkin, pada pandangan pertama, tampaknya menjelaskan tentang apa itu grammar. Namun, kita akan melihat nanti di artikel ini bahwa grammar tidak hanya tentang aturan yang membedakan kalimat ‘benar’ dari yang ‘salah’.
Menurut definisi tradisional, aturan grammar membantu kita membedakan kalimat grammar di sebelah kiri dari yang tidak tergrammatis di sebelah kanan. Grammar, terlihat dalam cahaya ini, melewatkan aspek-aspek penting dari penggunaan bahasa seperti yang akan kita lihat di bagian selanjutnya. Tapi, mari kita jelaskan bagaimana definisi di atas penuh dengan jebakan:
Konteksnya tidak ditentukan. Menggunakan kalimat secara terpisah menghilangkan analisis bahasa dari kesesuaiannya dalam situasi tertentu.
Makna dapat diturunkan tidak hanya dari konstituen kalimat tetapi juga dari maksud pembicara atau penulis. Ini bisa sulit ditebak dari kalimat yang terisolasi.
Definisi di atas berfokus pada grammar pada tingkat setiap kalimat, yaitu, pembentukan kalimat yang baik menurut ahli grammar preskriptif (lebih lanjut tentang grammar preskriptif nanti). Data aktual menunjukkan bahwa grammar tingkat kalimat tidak memperhitungkan banyak contoh komunikasi nyata.
Beberapa kalimat bisa sangat gramatikal, tetapi mereka mungkin tidak menyampaikan artinya sama sekali. Contoh Chomsky – ‘ide-ide hijau tidak berwarna tidur nyenyak’ – mencontohkan hal ini dengan sangat baik. Meskipun kalimat ini gramatikal, itu tidak masuk akal.
Grammar tidak mutlak dan tetap. Aturan grammar dapat berubah tidak hanya secara diakronis, melalui evolusi linguistik historis, tetapi juga secara sinkronik, melalui variasi dialektal (lihat diskusi tentang ‘pergi ke’ di bawah).
Itulah sebabnya pandangan ketat grammar di atas telah menarik banyak kritik dari para pendukung Pengajaran Bahasa Komunikatif (CLT). Pendekatan ini telah menekankan pentingnya interaksi, tugas-tugas yang bermakna, dan sentralitas peserta didik dalam proses pengajaran. Alih-alih hanya berfokus pada pengajaran grammar, CLT telah mengadopsi teori bahasa yang menganggap kompetensi grammar hanya sebagai salah satu aspek kompetensi komunikatif. Dengan demikian, Canale dan Swaine (1980) menggambarkan empat dimensi kompetensi komunikatif:
Kompetensi grammar mengacu pada apa yang disebut Chomsky sebagai kompetensi linguistik.
Kompetensi sosiolinguistik mengacu pada pemahaman tentang konteks sosial di mana komunikasi terjadi (hubungan peran, keyakinan bersama, dan informasi antara peserta …)
Kompetensi wacana mengacu pada penafsiran unsur-unsur pesan individu dalam hal keterkaitannya dan bagaimana makna direpresentasikan dalam kaitannya dengan seluruh wacana atau teks.
Kompetensi strategis mengacu pada strategi koping yang digunakan peserta untuk memulai penghentian, pemeliharaan, perbaikan, dan pengalihan komunikasi
Kompetensi grammar mencakup berbagai aspek bahasa, yaitu:
- Sistem suara (fonologi),
- Sistem makna (semantik),
- Aturan pembentukan kata (morfologi),
- Aturan pembentukan kalimat (sintaksis),
- Kata-kata sistem (leksikon).